Sebuah Kata Favorit
Setiap orang pasti punya kata favorit. Kata ini selalu digunakan untuk memberi penegasan dalam berkomunikasi. Rasanya, jika kata ini tak diselipkan dalam aktivitas berbicara kurang mantap.
Seperti arek suroboyo yang selalu mengimbuhkan kata cuk, taek, pak dan sebangsanya. Contohnya, “Cuk, gedene bayaranmu. Wis nduwe bojo ayu pisan!”. Coba kalau kata paling depan hilang, pasti kurang mengakrabkan yang diajak berbicara.
Atau ”Iyolah pak, mangkane cepet lulus kuliah,”. Tentunya, kata-kata ini digunakan dengan teman-teman akrab. Seperti ketika saya bertemu dengan teman se-kampus yang ternyata juga urbanisasi ke Jakarta. ”Jancuk, koen yo nang kene! Asu!,” sambut teman saya.
Tapi, jangan sekali-kali menggunakan kata ini di depan orang tak dikenal. Seperti cerita dari teman saya yang memergoki copet di kopaja. Si pencopet melihat dan seraya mengancam teman saya itu. Tanpa takut teman saya berujar, ”Jancuk lapo ndelok aku! Ga wedi aku ambe koen!”.
Ee.. ternyata si pecopet keder juga dengan kata-kata itu. Malahan langsung ngacir turun, meski hasil copetannya berhasil dibawa. Ckckck…
Seperti arek suroboyo yang selalu mengimbuhkan kata cuk, taek, pak dan sebangsanya. Contohnya, “Cuk, gedene bayaranmu. Wis nduwe bojo ayu pisan!”. Coba kalau kata paling depan hilang, pasti kurang mengakrabkan yang diajak berbicara.
Atau ”Iyolah pak, mangkane cepet lulus kuliah,”. Tentunya, kata-kata ini digunakan dengan teman-teman akrab. Seperti ketika saya bertemu dengan teman se-kampus yang ternyata juga urbanisasi ke Jakarta. ”Jancuk, koen yo nang kene! Asu!,” sambut teman saya.
Tapi, jangan sekali-kali menggunakan kata ini di depan orang tak dikenal. Seperti cerita dari teman saya yang memergoki copet di kopaja. Si pencopet melihat dan seraya mengancam teman saya itu. Tanpa takut teman saya berujar, ”Jancuk lapo ndelok aku! Ga wedi aku ambe koen!”.
Ee.. ternyata si pecopet keder juga dengan kata-kata itu. Malahan langsung ngacir turun, meski hasil copetannya berhasil dibawa. Ckckck…
0 Comments:
Post a Comment
<< Home