i Let My Brain Runnin..

Listen.. I'm not mainstream humans who like dreaming So, I'm kinds of nature's wild Try to stay hungry and stay foolish knowledge I'm lookin for a new adventure And whatever comes to my way I dont care I know that my way is true I'm sure Allah blessed me.

Thursday, November 23, 2006

Hospitality….

Potret kehidupan Jakarta jarang mengenal kepedulian. Jika di kota asal, anda terbiasa dengan keseharian keramahtamahan orang sekitar, saya jamin di Jakarta sedikit anda temukan. Ada, hanya sekitar 20 persen perbandingannya.

Namun, beruntung di dekat kos saya terdapat warung Jawa Timur. Boleh dibilang suasana di sini sangat terasa aura suku Jawa-nya. Kebanyakan pelanggan di sini adalah perantauan asal jatim. Namanya, warung Pak Ri (orang-orang menyebutnya).

Usaha ini dimiliki oleh perantauan suami-istri dan anaknya asal Dampit, Malang. Masakan yang disajikan sangat cocok dengan lidah saya. Pedasnya, manisnya, dan rasanya mirip masakan ibu saya. Ada rawon, pecel, lodeh, hingga sayur bayam bening. Hmm… jarang menemukan makanan itu di kota Betawi ini.

Enaknya, orang-orang yang berkunjung di sini selalu memakai bahasa Jawa untuk percakapannya. ”Mangan opo le,” tanya ibu Ri jika saya datang disana. Dan, setingan warungnya apa adanya, kadang juga diiringi tembang gending jawa. Mantap!!

Soal harga? Nggak jadi masalah, di sini lumayan murah. Seenggaknya untuk ukuran duit Rp 4 ribu masih bisa untuk makan bergizi. Apalagi, ibu yang jual ramah sekali, mirip budhe saya di Tulungagung.

Suasana hospitality-nya sungguh terasa. Hmm… makan pecel bumbu madiun, telor ceplok, tempe anget hanya ditebus Rp 5 ribu plus dendangan Macapat. Feels like home…

Wednesday, November 22, 2006

So uncomfortable….


Sampai sekarang kerjaan tak jelas di kantor bikin morning sick. Entah kenapa saya belum menemukan feel yang comfort di kantor baru ini. Apa karena proses adaptasi memang begitu lama hingga bikin bosan. Atau memang diumur jagung ini mereka menganggap new employee sebagai bayi premature yang belum siap untuk berjalan.

Bisa saja dua jawaban itu benar. Sejak bulan pertama masuk hingga sekarang, saya dijejali buku-buku handbook about PDMS dan lembaran-lembaran drawing platform bersama detail-detailnya. Mirip sekolah, saben hari kerjaan di kantor mempelajarinya hingga jenuh.

Dalam hati saya bergunggam,”Hmm when this habbit will end?” Padahal, engineer baru di depan meja yang masuknya hampir bersamaan denganku, sudah dijejali tugas. Enaknya, dia juga dituntun seniornya untuk belajar bareng. Kalau saya? Nggak seberuntung dia.

Meski sedikit kecewa dengan situasi ini, saya membiarkan let it flow. Toh, disini saya memang masih belum tahu apa-apa, dibandingin dengan senior yang sudah memegang pengalaman puluhan tahun dibidang oil and gas industry. Ditambah ternyata teman-teman saya dari ITS yang sudah hampir 1 tahun di sini juga merasakan hal sama. Status mereka masih trainee meski sudah pegawai tetap, padahal usia kerjanya sudah 11 bulan.

Well, saya tetap berusaha belajar dan belajar. Saya anggap disini meneruskan kuliah namun dibayar :). Kalau memang tiba saatnya, feeling cozy pasti bakal datang dengan sendiri jika saya tetap survive dan menganggapnya untuk mencari ilmu. Damned i feel so useless...